Makna di Balik Mihrab Masjid Sunan Muria Kudus yang Menjorok ke Dalam
Kudus – Jejak penyebaran Islam di Pegunungan Muria salah satunya adalah masjid peninggalan Sunan Muria. Masjid yang dibangun salah satu Wali Sanga itu ternyata memiliki keunikan pada bagian pengimaman atau mihrab yang menjorok ke dalam.
Bangunan masjid berada di kompleks makam Sunan Muria di Desa Colo Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus. Bangunan masjid dari depan masih menonjolkan kesan tempo dulu. Di dalam masjid terdapat saka atau tiang masjid terbuat dari kayu. Jumlahnya ada empat saka di tengah. Di empat saka itu juga terdapat umpak batu yang diukir. Konon umpak tersebut masih asli.
Di bagian pengimaman atau mihrab terdapat mimbar yang unik. Bagian mihrab berbentuk menjorok ke dalam buka keluar. Di bagian mihrab dari batu itu terdapat puluhan keramik yang tertempel. Di atas mihrab terdapat tulisan arab.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Masjid dan Makam Sunan Muria, Mastur mengatakan salah satu keunikan Masjid Sunan Muria adalah tempat pengimaman. Menurutnya tempat imam tersebut umumnya menjorok ke luar. Namun di masjid peninggalan Sunan Muria menjorok ke dalam.
“Masjid ini pengimaman, kalau masjid pengimaman itu menjorok keluar, tetapi ini ternyata ke dalam. Ini keluar hanya kira 20 persen, yang lain masuk ke dalam,” jelas Mastur ditemui di Masjid Sunan Muria, Rabu (22/3/2023).
Mastur mengatakan ada pesan tersendiri di balik bentuk mihrab yang menjorok ke dalam. Menurutnya hal tersebut terdapat pesan kepada manusia agar jangan memburu dunia saja. Umat manusia diajak mengutamakan kerohanian untuk ke akhirat nantinya.
“Ini termasuk ada pesan, bahwa kita umat Islam dan tentunya seluruh manusia jangan memburu dunia saja, tapi karena kita akan kembali ke Allah,” kata Mastur.
“Maka Mbah Sunan Muria pesan konon kita hidup hendaknya mengutamakan kerohanian ibadah kepada Allah, tetapi hidup di dunia tetapi tidak bisa lepas dengan dunia maka ada keluarnya. Ini salah satu istimewa masjid Sunan Muria,” dia melanjutkan.
Mastur mengatakan selain mihrab juga terdapat bagian masjid yang unik dan asli. Di antaranya mustaka masjid, gentong, hingga tempat wudu yang ada di Sendang Rejosari.
“Kemudian ada gentong air, gentong dapur karena rumah beliau di samping masjid, konon ada bangunan yang kayu rumah beliau dan di sudut selatan ada gentong. Konon gentong dapur untuk keperluan konsumsi. Kemudian tempat wudhu ada di sendang Rejoso,” terang Mastur.
“Ada lagi beberapa kopiah, di sini bahasanya itu kuluk, ada pelana kuda, mustaka masjid, keris, dan sebagainya,” imbuh Mastur.
Sementara itu salah satu peziarah Ika Kartika mengaku sering datang ke makam dan masjid Sunan Muria. Dia berencana ziarah ke makam para wali yang ada di Kudus.
“Ziarah ke makam, bawa orang tua ke sini. Kalau ada waktu ke sini, ini mau nyekar terus mau ke Menara Kudus. Harapannya lebih baik lagi,” kata Tika ditemui di kompleks makam dan masjid Sunan Muria.
Sumber : detik.com